Kebanyakan orang memahami nikmat adalah melalui harta. Memang benar itu merupakan nikmat, tapi nikmat yang pasti akan lenyap dan pergi meniggalkan kita atau kita meninggalkannya kapan saja, dan tidak berkaitan di akherat kelak. Kadang sampai- sampai kita bisa dibutakan oleh harta benda tersebut. Dari harta tersebut juga bisa menyebabkan munculnya sifat buruk terhadap kita, jika kita tidak pandai- pandai mempergunakan harta benda. Misalkan saja adanya kesombongan, keirian, kedengkian, dan sebagainya.
"Bagaimana jika ada musibah bencana alam sewaktu- waktu yang menimpa kita (mudah- mudahan jangan terjadi), apakah kita masih bisa menyelamatkan harta benda yang kita miliki?". Kita renungkan saja dengan terjadinya musibah bencana alam akhir- akhir ini yang terjadi di Indonesia yang berturut- turut selama bulan Oktober 2010 ini. Meletusnya kembali gunung merapi di Jawa Tengah. Dan juga adanya gempa di kepulauan Mentawai, yang menyebabkan terjadinya tsunami. Akibat kejadian tersebut banyak orang yang menjadi korban, rumah- rumah runtuh, harta benda musnah.
Mau berbuat apa lagi kita, jika terjadi seperti itu. Bahwa harta benda yang kita punya di dunia ini hanya titipan milik Allah, dan semuanya akan kembali kepada-Nya. Padahal nikmat yang paling hakiki adalah "Nikmat Iman" bukan "Nikmat Harta". Iman lah yang mampu membawa kita kepada jalan kebenaran-Nya. Jadi, janganlah terlalu terpaku oleh harta benda yang kalian punya. Pikirkan dan olahlah harta benda mu sewajarnya. Terpakulah atas apa yang di perintahkan oleh Allah S.W.T., agar kalian bisa merasakan nikmat iman yang di ridhoi oleh Nya untuk di dunia maupun di akherat.
0 komentar:
Posting Komentar